2.1 Pengertian Kosmografi
Kosmografi
diambil dari bahasa Yunani, cosmos dan graphein. Cosmos artinya alam semesta
atau jagad raya (universe), sedangkan graphein artinya tulisan, penggambaran
atau uraian tertulis. Dengan demikian secara harfiah kosmografi adalah ilmu
pengetahuan yang menguraikan atau menggambarkan tentang alam semesta serta
menjelaskan fenomena-fenomena dan hukum-hukum yang terjadi di alam semesta
(universe), (Endarto : 2014).
Kosmografi
adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan dan memberikan gambaran alam semesta
serta menjelaskan fenomena dan hukum-hukum yang terjadi di alam semesta.
Kosmografi memiliki persamaan dengan cabang-cabang lain dari geografi seperti
kosmologi dan astronomi, yaitu dalam objek kajiannya yang sama-sama mempelajari
tentang alam semesta. Perbedaannya terletak pada spesifikasi materi
pembelajaran dalam kosmologi yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
yang berukuran besar. Sedangkan astronomi mempelajari berbagai sisi dari
benda-benda langit seperti asal-usul, sifat fisik atau kimia, meteorologi dan
gerak serta pengetahuan mengenai benda-benda alam semesta yang menjelaskan
pembentukan dan perkembangan alam semesta, (Yani, 2014).
2.2 Pandangan Manusia Tentang Alam Semesta
a) Galileo
Orang pertama yang berfikir tentang fenomena-fenomena alam
semesta seperti grafitasi, bumi mengelilingi matahari dan sebagainya, yang
kesemua teorinya dengan menggunakan pendekatan matematis.
b) Sir Issac Newton
Mengungkapkan hukum-hukum fisika tentang alam semesta yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Hukum-hukum Newton di ilhami oleh buah:
“Jatuhnya buah Apple”. Grafitasi, integral, matematika dasar dan yang
berhubungan dengan hukum-hukum newton dituangkan dalam bukunya dengan judul
“Principia”.
2.3 Pengertian
Antariksa
Antariksa adalah sebuah kumpulan dari segala
Galaksi,dan semua itu berkumpul dalam satu kesatuan contohnya yaitu
antariksa,luas antariksa tidak bisa di perkirakan karena sangatlah luas, kita
tidak tahu,tapi teknologi semakin lama semakin canggih,dan mungkin suatu saat
nanti kita akan bisa menemukan planet yang memiliki kehidupan juga. Seperti
yang sudah di temukan oleh para ilmuan zaman sekarang yang mengatakan bahwa ada
planet yang mirip dengan bumi dan planet itu mempunyai kadar air yang pas juga
untuk manusia, siapa tahu kita akan dipindahkan kesana ? Kesimpulannya adalah :
antariksa adalah tempat yang sangat asing bagi manusia,tapi manusia terkadang
heran mengapa banyak terjadi moment yang tidak bisa diduga oleh manusia itu
terjadi di antariksa,dan mengapa semua itu bisa terjadi ? apa yang
menyebabkannya ? itu semua masih menjadi Tanda Tanya Besar.
2.4 Benda – Benda
Langit
Benda
langit adalah semua objek yang berada di lengkungan langit, baik yang terlihat
di siang hari maupun di malam hari. Pada siang hari, kita melihat Matahari,
sedangkan pada malam hari kita melihat Bulan, Bintang, dan sebagainya.
Benda
langit yang paling dekat adalah bulan. Jaraknya ke Bumi “hanya” sekitar 384.000
kilometer. Bulan adalah satelit Bumi, selalu setia mengelilingi dan mengikuti
ke mana pun Bumi bergerak. Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya dari
Matahari.
a. Planet
Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
Ø Mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
Ø Mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi
tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa
tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
Ø Tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi
termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
Ø Telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood;
mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup
besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya,
Ø Berdiameter lebih dari 800 km.
Ada 8
Planet di tata surya kita yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
b. Satelit
Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan
manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada
dirinya, seperti misalnya Bulan adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya
terminologi ini berlaku juga bagi planet yang mengelilingi sebuah bintang, atau
bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang digunakan.
Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.
c. Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.
Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak
menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari
bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri.
Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya
sendiri (bintang nyata).
d. Nebula
Nebula adalah awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas,
dan plasma. Awalnya nebula adalah nama umum yang diberikan untuk semua obyek
astronomi yang membentang, termasuk galaksi di luar Bima Sakti (beberapa contoh
dari penggunaan lama masih bertahan; sebagai contoh, Galaksi Andromeda
kadang-kadang merujuk pada Nebula Andromeda).
e. Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya
gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya,
antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium
antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi
gelap.
Kemungkinan terdapat lebih dari 100 miliar (1011)
galaksi pada alam semesta teramati. Sebagian besar galaksi berdiameter 1000
hingga 100.000 parsec dan biasanya dipisahkan oleh jarak yang dihitung dalam
jutaan parsec (atau megaparsec). Ruang antar galaksi terisi dengan gas yang
memiliki kerapatan massa kurang dari satu atom per meter kubik.
f.
Asteroid
Asteroid, pernah disebut sebagai planet minor atau
planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih
besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih
dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari
penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara
asteroid tidak.
g. Meteoroid
Meteoroid adalah benda-benda kecil di tata surya yang
ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah
molekul. Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX pada 1961
mendefinisikan meteoroid sebagai berikut : Sebuah benda padat yang
berada/bergerak dalam ruang antarplanet, dengan ukuran lebih kecil daripada
asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom atau molekul.
h. Sistem Keplanetan
Sistem keplanetan terdiri dari berbagai macam obyek
non-bintang, seperti planet, satelit alami, asteroid, meteoroid, komet, dan
debu kosmik, yang mengorbit sebuah bintang. Matahari dan sistem keplanetannya,
yang termasuk Bumi di dalamnya, dikenal sebagai Tata Surya.
i.
Komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan
garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis. Kata
"komet" berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "rambut
panjang". Istilah lainnya adalah bintang berekor yang tidak tidak tepat
karena komet sama sekali bukan bintang. Orang Jawa menyebutnya sebagai lintang
kemukus karena memiliki ekor seperti buah kemukus yang telah dikeringkan.
Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari
kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari. Ketika
mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas
dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata
surya.
j.
Kluster
Kluster dalah gabungan-gabungan dari galaksi yang membentuk
suatu sistem tersendiri. Gravitasi di kluster berasal dari gaya gravitasi
bersama galaksi-galaksi. Kluster membentuk gugusan-gugusan yang lebih besar
bernama super kluster.
k. Massa
Massa adalah sifat fisika dari suatu benda,
yang secara umum dapat digunakan untuk mengukur banyaknya materi yang
terdapat dalam suatu benda. Massa merupakan konsep utama dalam mekanika
klasik dan subyek lain yang berhubungan. Dalam Sistem
Internasional, SI, massa diukur dalam satuan kilogram. Alat yang
digunakan untuk mengukur massa biasanya adalah timbangan.
Tidak
seperti berat, massa disetiap tempat selalu sama. Misalnya:
massa kita ketika di bumi dan di bulan sama, akan tetapi berat kita di bumi dan
di bulan berbeda.
2.5 Asal mula
jagat raya dan tata surya
Jagat raya atau alam semesta (the
universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas
semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya tidak dapat diukur, dalam
arti batas-batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas.
Galaksi, bintang, matahari, nebula,
planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi
di jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara
lebih mendalam semua yang ada di jagat raya masih merupakan rahasia yang sama
sekali belum terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta
masih sangat terbatas.
Seperti diketahu Bumi tempat tinggal
manusia merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal sebagai suatu planet anggota
dari sistem tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Matahari merupakan
salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima
Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan
penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya,
melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi
jagat raya ini.
A. Teori
Pembentukan Jagat Raya
Teori-teori
jagat raya telah banyak dikemukakan para ahli astronomi. Teori ini telah
berkembang sepanjang waktu sejalan dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan
ilmu pengetahuan manusia. Para ahli astronomi telah banyak mengungkap rahasia
alam semesta, jika manusia melihat ke angkasa seolaholah batas pandang kita
berbentuk setengah lingkaran dikatakan para ahli astronomi “Bola Langit”.
1. The Big Bang
Theory ( Teori
Ledakan Besar )
Teori big bang di dasarkan asumsi
bahwa alam semesta berasal dari keadaan yang panas dan mengalami ledakan
dahsyat yang akhirnya mengembang. Pendukung teori: Stephen Hawsking.
Menurut Teori Ledakan Besar, jagat
raya berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar dengan beratjenis yang
besar pula dan mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada
inti massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut
berserakan dan terpental menjauhi pusat dari ledakan. Setelah miliaran tahun
kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut membentuk kelompok-kelompok
yang dikenal sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata surya.
2. The Steady
State Theory ( Teori
Keadaan Tetap )
Teori ini di kemukakan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle
dari Universitas Cambridge pada tahun 1948. Menurut teori ini dikemukakan bahwa
alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
3. Teori Jagad Raya Berayun
Teori alam semesta yang berayun merupakan kelanjutan dari teori Deuntuman
Besar. Para ahli menemukan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh itu
menunjukkan tanda-tanda makin melambat.
4. The Oscillating Theory
(Teori Mengembang dan Memampat)
Teori ini dikenal pula dengan
nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya terbentuk karena
adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang) yang
disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah
galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun.
B. Teori Pembentukan Tata Surya
1.
Teori
Nebulae (Kant dan Leplace)
Immanuael Kant (1749-1827) seorang
ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya.
Dikatakan olehnya bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan.
Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang
kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan
satelitnya.
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von Weizsaeker
mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud
Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh Gerard P.Kuiper (1950),
Subrahmanyan Chandrasekhar,dan lain-lain.
3. Teori
Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)
Thomas C. Chamberlin (1843-1928),seorang ahli Geologi serta Forest
R.Moulton (1872-1952) seorang ahli Astronomi, keduanya berasal dari Amerika
Serikat. Teorinya dikenal sebagai Teori Planetesimal (Planet Kecil), karena
planet terbentuk dari benda padat yang memang sudah ada.
4. Teori Pasang-Surut (Jeans dan
Jeffreys)
Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys
(1891), keduanya adalah ilmuwan Inggris.
Mereka melukiskan, bahwa setelah
bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas itu membentuk bentukan cerutu
yang yang menjorok kearah bintang. Kemudian, akibat bintang yang makin menjauh,
massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari.
Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini
menjelaskan,apa sebab planet-planet di bagian tengah, seperti Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan planet raksasa, sedangkan di bagian
ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat matahari dan Pluto di ujung lain
merupakan planet yang lebih kecil.
2.7 planet
Bumi
A. Pengertian bumi
Bumi
adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan
Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa.
Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan
udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan
Eksosfer.
B.
Bagian – Bagian Bumi
Bumi
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur,
lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1.
Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri
dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC.
Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
litosfer.
2.
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3.
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi
(90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km.
Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan
inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang
suhunya mencapai 4.500 oC.
ATMOSFER
Atmosfer
adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan
lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya
pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini
akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan
tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus
angin.
Fungsi atmosfer antara lain :
1. Mengurangi radiasi matahari yang
sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan
pada malam hari.
2. Mendistribusikan air ke berbagai
wilayah permukaan bumi
3. Menyediakan okisgen dan karbon
dioksida.
4. Sebagai penahan meteor yang akan
jatuh ke bumi.
Berdasarkan
perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu
:
a. Troposfer
Lapisan
ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai
pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator. Pada
lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap
kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap
sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan
permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk
manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan
troposfer.
b. Stratosfer
Merupakan
bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50
– 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer
dan ionosfer.Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan
meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan
suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer
ini merupakan kebalikan dari lapisan troposfer.
c. Mesosfer
Mesosfer
terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini
akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah
terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan
atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan
mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C .
d. Lapisan Termosfer
Berada
di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian
sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya
lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah
menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas
atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya
suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya
ketinggian
e. Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan
lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah
batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis
imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Ozon Dalam Atmosfer
Ozon
adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat
juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat
juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.
HIDROSFER
Air
adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O.
Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer meliputi samudera,
laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.
B. ROTASI BUMI
Bumi
melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Gerak rotasi
bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini
menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub
hampir-hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami
perubahan bentuk akibat gerakan rotasi yang dilakukan. Perubahan tersebut
adalah terbentuknya daerah agak pepat di kedua kutubnya dan seakan-akan
sebagian massa bumi tertumpuk di daerah equator. Bentuk ini disebabkan rotasi
bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi terjadi dari arah
barat ke timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah
berlawanan arah jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari arah kutub selatan arah
rotasi bumi searah dengan arah jarum jam.
C. AKIBAT DARI ROTASI BUMI
C. AKIBAT DARI ROTASI BUMI
Waktu
rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi,
menimbulkan beberapa gejala alam seperti (a) terjadinya pergantian siang dan
malam, (b) perbedaan waktu di berbagai tempat di muka bumi, (c) gerak semu
harian bintang, (d) perbedaan besar gaya gravitasi di berbagai tempat di bumi,
dan (e) terjadinya pembelokan arah angin.
1. Terjadinya Pergantian Siang dan
Malam
Daerah bumi yang terkena sinar matahari dinamakan siang,
sedangkan daerah bumi dibelakangnya, yang tidak terkena sinar matahari
dinamakan malam. Akibat adanya rotasi menyebabkan terjadinya pergiliran daerah
siang dan malam secara bergantian. Jika rotasi bumi terjadi selama 24 jam, maka
lama siang dan malam masing-masing terjadi selama 12 jam.
Pengecualian di daerah dekat kutub, lama siang dan malam
dapat lebih atau kurang dari 12 jam, tergantung posisi bumi ketika berevolusi
mengelilingi matahari.
2. Perbedaan waktu di berbagai tempat
Akibat gerakan rotasi bumi dari barat ke timur menyebabkan
daerah sebelah timur akan menjumpai siang terlebih dahulu, dibanding daerah
barat. Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan waktu di setiap bagian bumi.
Karena rotasi bumi maka permukaan bumi di sebelah timur akan
melihat matahari terbit dan terbenam lebih cepat daripada daerah di sebelah
barat. Oleh karena itu setiap tempat di berbagai belahan bumi akan memiliki
waktu yang berbeda. Untuk menyamakan waktu secara internasional digunakan waktu
GMT (Greenwich Mean Time). Waktu ini sesuai dengan waktu di kota Greenwich.
3. Pergerakan semu bintang
Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur maka
bintang-bintang (termasuk matahari) tampak seperti bergerak dari timur ke
barat. Namun sebenarnya bintang-bintang tersebut tidak bergerak. Oleh karena
itu maka gerakan bintang ini disebut sebagai gerak semu. Karena gerak semu ini
dapat dilihat setiap hari maka disebut gerak semu harian. Dengan gerak semu
harian ini maka matahari tampak terbit di timur dan terbenam di barat demikian
juga dengan bintang-bintang pada malam hari
4. Perbedaan percepatan gravitasi di
permukaan bumi
Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair
kemudian menjadi padat, Bumi berotasi terus pada porosnya. Ini menyebabkan
menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti
keadaannya sekarang. Karena percepatan gravitasi benbanding terbalik dengan
kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat di kutub lebih besar
daripada disekitar khatulistiwa, karena jarak permukaan bumi di kutub lebih
dekat ke pusat bumi. Akibatnya, berat benda yang sama akan berbeda jika
ditimbang di khatulistiwa dan di kutub.
5. Pembelokan arah angin
Menurut Hukum Buys Ballot, udara akan bergerak dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Di daerah kutub yang bertekanan tinggi, maka udara
cenderung akan bergerak ke daerah khatulistiwa. Namun akibat rotasi bumi, udara
yang bergerak menuju khatulistiwa akan berbelok kearah timur mengikuti arah
rotasi bumi, ini berpotensi membentuk angin siklon.
2.8.
Bulan
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan merupakan bulan terbesar
kelima
dalam Tata Surya. Bulan juga
merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan diameter27%,kepadatan 60%,
dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi.
Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit Asal Mula Bulan
Asal
mula Bulan merujuk pada beberapa
penjelasan mengenai proses pembentukan Bulan, satelit alami Bumi. Teori yang
paling dikenal adalah hipotesis tubrukan
besar Namun, penelitian
terus dilakukan menyangkut hal ini, dan ada beberapa variasi dan alternatif.
C. Gerak Bulan
1. Gerakan
Rotasi Bulan
Sama halnya dengan bumi dan planet
planet lainnya, bulan juga berputar pada porosnya atau berotasi. Waktu yang
diperlukan bulan untuk melakukan satu kali rotasi sama dengan waktu yang
diperlukan bulan untuk berevolusi mengelilingi bumi. sehingga dapat dikatakan
bahwa periode rotasi bulan sama dengan periode revolusinya. Hal itu menyebabkan
permukaan bulan yang menghadap bumi akan selalu terlihat sama.
2. Revolusi
Bulan mengelilingi bumi
Selain berputar pada porosnya,
bulan juga bergerak mengelilingi bumi yang disebut revolusi bulan. Akibat
revolusi bulan, bulan akan tampak berubah-ubah jika dilihat dari bumi yang
disebut dengan fase bulan. Fase bulan dipengaruhi oleh posisi bulan terhadap
bumi dan matahari.
Fase Bulan
1. Fase bulan mati
Fase bulan mati juga disebut
dengan bulan baru. Pada fase ini permukaan bulanyang mendapat cahaya matahari
membelakangi bumi sehingga bulan tidak terlihat dari bumi dengan mata telanjang.
2. Fase bulan sabit
Fase bulan sabit mulai terlihat
dari bumi dengan mata telanjang dan bentuknya menyerupai bentuk sabit.
3. Fase bulan separuh
Pada fase ini separuh permukaan
bulan yang memantulkan cahaya matahari menghadap ke bumi.
4. Fase bulan bungkuk
(cembung)
Pada fase ini bulan terlihat
cembung atau hampir penuh.
5. Fase bulan purnama
Pada fase ini semua permukaan
bulan yang mendapat dan memantulkan cahaya matahari menghadap ke bumi. dari
bumi bulan terlihat satu lingkaran penuh. Setelah fase purnama bulan terus
mengecil dan kembali menjadi fase bulan separuh, fase bulan sabit dan fase
bulan mati atau fase bulan baru lagi.